Bagaimana Penilaian Saudara Tentang Blog Saya?

Mengenai Saya

Lahir di Kebumen, 19 Mei 1965. Pendidikan S1 IKIP Semarang jurusan Bahasa Inggris. Pekerjaan : Pengawas Dikmen Dinas P dan K Kab.Purbalingga

Sistem Informasi Manajemen

TUGAS
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
DOSEN PENGAMPU : Dr. ALI ROKHMAN
DEVELOPING AN INTERNATIONAL WEB STRATEGY
( MENGEMBANGKAN SUATU STRATEGI JARINGAN INTERNASIONAL )
OLEH :

1. JIAH PALUPI TWIHANTARTI
NIM. P2CC07039
2. HARTOKO HADI
NIM. P2CC07040
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
ANGKATAN 21


DEVELOPING AN INTERNATIONAL WEB STRATEGY
( Mengembangkan Suatu Strategi Jaringan Internasional )

A. Internet telah tersambung di lebih dari 200 negara, tetapi apakah siap menjadi alat dunia untuk menjalankan bisnis ?. Manajer mengembangkan strategi jaringan untuk meraih pelanggan, suplier dan distributor tetapi perlu berfikir tentang realita tertentu. Hanya 1/3 dari rumah tangga di seluruh dunia memiliki telepon, 1.5 hingga 2.5 % penduduk dunia yang baru dapat mengakses internet, dan sebagian dari mereka hidup di negara industri kaya dengan tingkat akses internet yang bervariasi. Negara – negara dengan infrastruktur telekomunikasi maju seperti Finlandia, memiliki akses internet yang lebih cepet dan dapat diandalkan.
Penggunaan internet semestinya terus tumbuh dengan harga yang semakin turun seperti peraturan deregulasi telekomunikasi Eropa yang terus berlanjut. Pemerintah juga mempromosikan penggunaan internet ditempat kerja dan sekolah. Pebisnis perlu memehami berbagai variabel internet di negara – negera yang berbeda ketika merekea menargetkan usaha jaringan. Jerman dan Eropa Utara akan lebih menguntungkan, Eropa benua akan lebih aktraktif beberapa tahun kedepan, Asia terutama Hongkong, Singapura dan Malaisia kaya akan teknologi dan infrastruktur bisnis internasional, sementara Jepang, Korea dan Taiwan juga aktif di bisbis global. Brazilia merupakan negara di Amerika Latin yang jasa telekomunikasinya tumbuh paling cepat.
Dulu, Rusia dan Kenya menggunakan fax atau telex untuk berkomunikasi dengan merkas besar AVIS Eropa di Inggris, sekarang AVIS Europe PLC mengembangkan ekstra net untuk lisensi di 35 negera di Asia, Afriak dan Eropa Tengah dengan menggunakan browser PC web dan jasa internet dial-up dari provider lokal.
Strategi jaringan global perlu mempertimbangkan waktu dan isue koordinasi. Perusahaan komputer Dell mengkoordinasikan prioritas jaringannya dengan bisnisnya, membangun toko jaringa spesifik di negara baru sekaligus meluncurkan dan memasarkan operasi diwilayah tertentu, sebagian di USA, tetapi 1/5 dari penjualan web Dell dari negera lain.
Web site Goodyear Tire & Rubber’s Public semula memiliki spesifikasi untuk 5 negara Amerika Latin, tetapi harus menunggu bebetapa bulan sebelum posting informasi serupa di Eropa. Perusahaan ingin meyakinkan bahwa isi jaringan non-U-S-nya cocok dengan standar jaringan perusahaan untuk dilihat dan dirasakan seperti teknologi.

B. To think about :

Issue manajemen organisasi akan teknologi yang seharusnya dituju ketika mengembangkan suatu strategi jaringan global adalah :
- Isue manajemen komuniaksi melalui teknologi informasi yang semakin canggih.
- Isue organisasi – organisasi yang mengglobal, yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
- Isue – isue teknologi canggih yang akan mempengaruhi dan lebih merasuk pada cara hidup kita yang tidak kita kenal sebelumnya.


C. Referensi lain :

1. Megatrends 2000 :
a. Komputer menghuni setiap rumah
b. Adanya jaringan
c. Saling terhubung
d. Ibarat TV
e. Surat kabar melalui komputer
f. Media elektronik bertambah (digitalization)
2. Bill Gates (2007)
a. Ponsel menjadi Personal Computer (PC) dan PC akan menjadi ponsel
b. Ponsel menjadi elemen kunci dalam strategi perusahaanya untuk memboyong teknologi ke negara – negara berkembang
3. Bill Gates (Mei 2008)
a. Adanya convergence : penggabungan beberapa device, misal : komputer => penggabungan radio, TV, koran.
b. Adanya connectedness : ketersambungan satu sama lain.
c. Adanya natural interface : device / alat akan diperintah secara alami melalui perintah.
4. Life in 2010 : Web life styles, home-based, cyber-space.

Tugas SIM


PAPER : Sistem Informasi Manajemen
DOSEN PENGAMPU : ALI ROKHMAN, Ph.D.
PENERAPAN SISTIM INFORMASI
PADA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN PURBALINGGA
Disusun Oleh :
NAMA : JIAH PALUPI TWIHANTARTI
NIM : P2CC07039
ALAMAT BLOG : http: // jiahpalupith.Blogspot.com
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
ANGKATAN 21
i
KATA PENGANTAR
Salah satu dinamika informasi dalam era global menunjukan bahwa informasi dari suatu negara dapat dikirim dan diterima oleh negara lain dalam waktu relatif singkat. Informasi yang diterima merupakan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat. Informasi ini pada dasarnya bersumber dari data yang sudah diolah, sehingga mempunyai nilai tambah bagi penerimanya.
Pengolahan data mempunyai arti yang luas, termasuk di dalamnya, pemrosesan, penyimpanan dan penyebarluasan data. Pengolahan data diharapkan menghasilkan informasi yang berkualitas dan menunjang terhadap upaya peningkatan SDM sehingga perlu dibantu dengan teknologi informasi, seperti teknologi komputer, telekomunikasi, dan jaringan pemrosesan data secara elektronik dikenal dengan elektrik data processing, artinya data diolah dengan bantuan elektronik, dalam hal ini komputer, sehingga pemrosesan data dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
Individu / organisasi modern saat ini dituntut mengikuti tiga (3) hukum, yaitu :
Hukum MOORE ( Teori Kecepatan )
Hukum METCALFE ( Teori Net Working )
Hukum COASE ( Teori Efisiensi )
Sementara itu Mendiknas menyatakan bahwa empat (4) hal dalam kompetisi global, yaitu :
Berdasar aset intelektual
Kemampuan untuk belajar dan berinovasi
Kekuatan kerja harus cakap untuk berpikir kritis.
Kemampuan untuk mengelola pengetahuan dan kemempuan karyawannya untuk terus belajar.
Oleh karena itu Depertemen Pendidikan Nasional membuat Jejaring Pendidikan Nasional ( Jardiknas) yang merupakan Wide Area Network (WAN) Pendidikan Skala Nasional. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga mempunyai Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang sangat bermanfaat bagi SDM yang ada didalamnya ataupun pihak lain yang membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………. i
Kata Pengantar…………………………………………………………………. ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….. iii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Penerapan Sistem Informasi Pada Dinas –
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga…………. 1
Permasalahan …………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
Tinjauan PustakaTentang Sistem Informasi……………………..3
Output Yang Dihasilkan Oleh Sistem Informasi……………….. 4
Kualitas Informasi Yang Dihasilkan…………………………….8
Hambatan dalam Penerapan……………………………………. 8
BAB III PENUTUP
Simpulan………………………………………………………..10
Saran……………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..11
iii
BAB. I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penerapan Sistem Informasi Pada Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kabupaten Purbalingga.
Istilah Jejaring Pendidikan Nasional digunakan pertama kali bulan Juli 2006 sejalan dengan program pengembangan infastruktur ICT ( Iformation and Communication Technologi) di lingkungan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Mendikdasmen Depdiknas. Pada awalnya, direncanakan membangun infrastruktur jaringan on line skala nasional untuk kebutuhan interkoneksi antar sekolah (zona sekolah) di setiap wilayah Kabupaten / Kota se Indonesia. Dalam perkembangannya, infrastruktur jaringan on line tersebut juga dihubungkan ke seluruh kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan Kabupaten / Kota se Indonesia sebagai simpul lokal JARDIKNAS di daerah ( zona Kantor Dinas). Dalam hal ini setiap kantor dinas pendidikan (sebagai simpul lokal) tersebut berkewajiban untuk mendistribusikan koneksi Jardiknas ke sekolah – sekolah termasuk Sekolah Menengah Kejuruan yang berfungsi sebagai ICT center di daerah masing – masing.
Pada bulan Maret 2007, infrastruktur JARDIKNAS diresmikan oleh Bapak Presiden RI Susili Bambang Yudoyono pada acara konferensi regional antara Menteri Pendidikan se Asia Tenggara di Bali. Peresmian tersebut diikuti dan disaksikan juga oleh 34 lokasi terpilih melalui sistem Vidio Conference JARDIKNAS secara bersamaan yang melibatkan perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, perguruan tinggi (INHERENT) dan beberapa sekolah.
A
1khir mei 2007, Komisi X DPR RI melakukan evaluasi terhadap program TIK dilingkungan Depdiknas. Hasil evaluasi tersebut mengamanahkan untuk mengintegrasikan secara utuh kebaradaaan infrastruktur jaringan on line di lingkungan Depdinnas ( JARDIKNAS dan INHERENT) agar berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Dalam rangka integrasi tersebut, Biro Perencanaan dan KLN Sekjen Depdiknas ditugaskan untuk membuat perencanaan dan pengimplementasikan infrastruktur jaringan on line skala nasional yang terpadu. Mulai Agustus 2007 program integrasi tersebut secara resmi menggunakan satu istilah saja yaitu : JARDIKNAS. Secara umum ada 4 (empat) zona jaringan pada JARDIKNAS, yaitu Zona Kantor Dinas Pendidikan, Zona Perguruan Tinggi, Zona Sekolah dan Zona Personal. Pembagian Zona didasarkan pada kondisi geografis, kesediaan teknologi, skala kebutuhan, fungsi dan manfaat program JARDIKNAS untuk setiap institusi dan komunitas pendidikan.
Sejalan dengan hal tersebut diatas dibangunlah JARDIKNAS Kabupaten Purbalingga pada tahun 2007 Melalui program subsidi Client, jaringan ini terkonek di 39 sekolah. Untuk mensukseskan program JARDIKNAS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, telah dilakukan pelatihan VOIP (CLIENT), beasiswa 52 mahasiswa D3 Teknisi JARDIKNAS dan Pelatihan 50 orang Kepala Sekolah / Pengawas.
Permasalahan
P
2rogram pemerintah untuk membangun JARDIKNAS yang merupakan infrastruktur jaringa skala nasional yang menghubungkan seluruh intitusi / lembaga pendidikan, kantor dinas pendidikan Provinsi / Kabupaten / Kota, perguruan tinggi dan sekolah – sekolah di seluruh Indonesia merupakan suatu langkah strategis yang layak diacungi jempol sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu dan layanan pendidikan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga pun telah membangun dan mengoperasikan JARDIKNAS tersebut. Namun yang perlu diingat implementasi dan operasional JARDIKNAS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga masih perlu pembenahan disana-sini, sehingga dapat dirumuskan permasalahan : Usaha-usaha apa yang perlu dilakukan agar Sistem Informasi Manajemen di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga melalui JARDIKNAS dapat berjalan optimal dan bermanfaat bagi pihak pihak terkait ?.
BAB. II
PEMBAHASAN MASALAH
Tinjauan Pustaka Tentang Sistem Informasi.
Sistem Teknologi Informasi (STI) telah berkembang dengan sangat pesatnya. Dimulai dari era akuntansi pada tahun 1950 beranjak ke era operasional mulai tahun 1960, ke era informasi mulai tahun 1970, menuju ke era jejaring dimulai tahun 1980 sampai ke era jejaring global dimulai tahun 1990, sistem teknologi informasi telah banyak sekali mengalami perubahan – perubahan.
Perkembangan STI menyebabkan juga perubahan dari materi pengajaran STI ini. Materi pengajaran STI ini menjadi semakin luas. Perkembagan STI juga menyebabkan perubahan – perubahan peran dari STI itu sendiri, mulai dari perannya membantu operasi organisasi menjadi lebih efisien sampai ke perannya sebagai alat memenangkan kompetisi. Perkembangan ini juga menyebabkan perubahan – perubahan peran manajer di dalam organisasi.
Beberapa istilah diusulkan untuk memberi nama STI/ITS (Information Technology System), yaitu Sistem Informasi Manajemen (Management Information System, SIM berbasis komputer (Computer Based Manegement Information System) Teknologi Informasi (Information Technology / IT) Teknologi Sistem Informasi (Information System Technology) Sistem Komputer ( Computer System), Sistem Informasi Teknologi (Technology Information System), Manajemen Informasi (Imformation Management) dan Sistem Informasi ( Information System)
S
3etelah SIM banyak digunakan di buku – buku sistem informasi di tahun 1980 – an, walaupun sampai saat ini masih banyak buku yang menggunakan istilah itu. Istilah SIM sebenarnya menunjukan sistem-sistem informasi fungsional, yaitu sistem-sistem informasi yang diterapkan di fungsi – fungsi organissi. SIM terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi produksi, sistem informasi SDM, dan sistem informasi pemasaran. SIM ini mulai berkembang di Amerika Serikat pada awal tahun 1970 yang digunakan untuk memberikan informasi kepada para manajer fungsional.
Pada konteks yang lain, SIM adalah salah stu bagian dari sistem yang lebih luas yakni sistem informasi ( Information System ). SIM merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi secara spesifik untuk mengelola suatu organisasi, pada umumnya untuk manajemen level taktis dan menengah. SIM berfungsi untuk pengumpulan, penyimpanan dan pemrosesan data sehingga menghasilkan informasi yang berguna untuk keperluan perencanaan, pengorganisasian, penggerkan dan pengawasan dalam suatu organisasi.
Keuntungan dari sistem informasi antara lain : (1) proses kerja lebih cepat, (2) membantu perusahaan untuk menemukan preferensi konsumen dalam membeli produk (3) mendukung efisiensi dan(4) informasi dapat didistribusikan dengan cepat dan berjangkauan global.
Disisi lain, penggunaan sistem informasi berbasis teknologi tentu saja akan menimbulkan dampak negatif antara lain : (1) dengan otomatisasi, peran manusia akan tersingkirkan, (2) mengganggu privacy dan security seseorang / organisasi karaena SI ini dapat mengumpulakan informasi personal / organissi secara detail, (3) membunuh model bisnis lama, (4) pada pengguna berat SI dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti stress, techno stress, eyestrain, dll. (5) munculnya illegal software dan transaksi dan cybercrame.
Output Yang Dihasilkan Oleh Sistem Informasi
Kebijakan umum pengembangan Jardiknas di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga adalah :
Pengembangan Infra Struktur.
Pengembangan Konten (isi)
4
Output yang dihasilkan dari pengembangan infra struktur adalah dengan dibangunnya infra struktur tepology ICT SMKN 1 Purbalingga, topology JARDIKNAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga dan 39 buah Topology Client. Kebutuhan untuk peralatan tiap Back Bone meliputi :
Tower Triangle tinggi 40 meter.
Spaner penangkal peteri
Radio acces point to multipoint.
Antena Grid
Antena OMNI
JARDIKNAS KABUPATEN PURBALINGGA
5
6
Output yang dihasilkan dari pengembangan Konten (isi) meliputi :
Konten pembelajaran ( e – learning ) dalam bentuk edukasi. Net yang erisi :
Bahan ajar SMP, SMA, SMK (488 judul)
Bank Soal ( 20.000 soal )
Model On Line ( 111 modul )
Format digital tayangan TVE.
Konten Data Pendidikan ( e – anministration ), melalui PADATI WEB telah ada data – data kebijakan meliputi :
SIM ( Sistem Informasi Manajemen )
SIM Keuangan.
SIM Perencanaan
SIM Kepegawaian
SIM data induk siswa, guru dan sekolah.
SIM rehabilitasi ( dari Dana Alokasi Khusus)
SIM pengendalian internal
SIM sekolah terpadu
SIM unit – unit utama
Program Buku Murah
Tahun 2007 Depdiknas membeli hak cipta 37 judul buku.
Tahun 2008-2009 menjadi 250 jujul buku
Program e – bursa
Bursa hasil penelitian ilmiah.
Bursa hasil temuan
Bursa inovasi pendidikan
Program DSS ( Decision Support System)
Sistem pengambilan kebijakan berbasis ICT ( TIK)
7
Kualita Informasi Yang Dihasilkan.
Dari output pengembangan infra struktur dan pengembangan konten yang ditulis sebelumnya dapat ditarik kesimpulan tentang kualitas informasi yang dihasilkan sebagai berikut :
Informasi – informasi yang dihasilkan melalui proses kerja yang efektif, efisien dan cepat serta mengahasilkan informasi yang akurat.
Distribusi informasi dapat dilakukan secara cepat.
Perubahan informasi dapat diakses secara cepat.
Informasi yang dihasilkan mudah digunakan oleh pengguna (user)
Hambatan Dalam Penerapan.
Memasuki tahun ke 2 aplikasi JARDIKNAS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga belum merupakan waktu yang cukup untuk penerapan sistem tersebut secara optimal dan profesional. Masih ada hambatan / kendala yang perlu untuk segera diatasi. Hambatan / kendala itu antara lain :
Faktor SDM.
Belum semua pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga melek ICT (ICT literacy), baik pengetahuan, triminologi, keunggulan dan kelemahan atau pun kemampuan menggunakan ICT, sehingga mereka belum dapat memanfaatkan sistem itu secara optimal.
Faktor Infra Struktur.
Terkait dengan krisis BBM dan krisis listrik yang melanda bangsa kita saat ini maka JARDIKNAS sebagai SIM di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga sering terganggu karena pemadaman listrik secara bergilir.
F
8aktor Kemampuan Akses ke Client.
Sampai saat ini akses JARDIKNAS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga masih lamban untuk diterima di 39 sekolah konesinya.
Untuk mengatasi hambatan – hambatan tersebut di atas, perlu ditempuh usaha – usaha dan langkah konkrit agar SIM di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga melalui JARDIKNAS berjalanoptimal dan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait. Uaha – usaha dan langkah konkrit itu antara lain :
Mengirim pegawai di dinas untuk mengikuti diklat/ workshop ICT secara terprogram dan berkesinambungan, sehingga pada saatnya nanti semua pegawai akan “ICT Literay”.
Mengantisipasi pemadaman listrik secara bergilir perlu mencari alternatif untuk mengatasinya. Misal dengan menggunakan genset.
Memperbaiki dan menyempurnakan jaringan infrastruktur, misal dengan menambah band wietch sehingga akses jardiknas di Dinas dengan clientnya yang berjumlah 39 sekolah akan lancar.
Membangun model mental SDM yang mendukung ketercapaian fungsi dan manfaat JARDIKNAS. Penggunaan teknologi secanggih apapun tanpa didasari model mental SDM yang baik tidak akan menjamin bahwa mereka mampu mengahasilkan sesuatu yang bermanfaat dari teknologi tersebut.
9
BAB. III
PENUTUP
SIMPULAN
Sistem Informasi telah berkembang dengan sangat pesat dimana terjadi perkembangan yang cukup signifikan pada hampir setiap dekadenya.
Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan pada era 1980-an, namun sampai saat ini masih relevan untuk digunakan.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga dalam penerapan SIM nya menggunakan Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS) dengan menggunakan iinfra struktur dan konten (isi)
Dalam implementasinya, masih ada kendala – kendala yang perlu segera dicari soliusi agar SIM yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga melalui JARDIKNAS dapat berjalan optimal dan bermanfaat bagi pihak – pihak terkait.
SARAN
Perlu ada niat dan kesadaran dari pegawai yang belum paham ICT untuk terus belajar dan berlatih sehingga pada saatnya akan menguasai ICT sebagai bagian yang tidak terpisahkan di kehidupan era global ini.
Kepad pengelola JARDIKNAS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga harap menemukan solusi tepat untuk mengatasi berbagai kendala teknis dan non teknis lainnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto HM, MBA, Akt, Ph.D. : “istem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi, Jogjakarta, 2003
Dinamika Informasi Dalam Era Global, Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Jawa barat bekerja sama dengan penerbit PT Remaja ROSDAKARYA, Bandung, 1998.
Hand Out Materi Kuliah Sistem Informasi Manajemen oleh Dr. Ali Rokhman.
Sekilas JARDIKNAS (Jejaring Pendidikan Nasional) materi seminar Drs. Subeno, SE tanggal 26 Juli 2008
Sekilas Mengenai JARDIKNAS, diperoleh dari “http://id.wikipedia. org/wiki/Jejaring Pendidikan Nasional”.

Komentar







Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.